SOLO – Warga Kota Solo dan Kabupaten Sukoharjo yang tinggal di pinggiran Sungai Bengawan Solo koleksi berbagai jenis ikan. Ikan ini diminum karena tercemarnya bilah pisau yang dianggap limbah.
Warga yang bermukim di bantaran Sungai Bengawan Solo, di kawasan Desa Sewu Jebres dan Gadingan, Mojolaban, Sukoharjo, terjun ke sungai yang aliran airnya rendah untuk menangkap ikan mabuk tersebut.
Laki-laki, perempuan, bahkan remaja menggunakan jaring darurat (seser) untuk menangkap ikan. Bahkan ada juga yang naik perahu.
Ikan yang ditangkap dimasukkan ke dalam kantong plastik atau bahkan ember.
Banyak warga yang mendapatkan berbagai jenis ikan seperti nila, bader, dan garigan.
Ikan ini mudah ditangkap karena sungainya diyakini tercemar sampah dan berwarna hitam.
Salah satu warga yang ikut mengumpulkan ikan, Purwanto, dengan mudah menangkap ikan hanya dengan jaring karena dalam keadaan mabuk.
Purwanto menduga aliran sungai tercemar limbah alkohol karena kejadian ini sering terjadi.
Fenomena ikan mabuk beberapa kali terjadi di Bengawan Solo. Warga sekitar menyebut fenomena ikan mabuk atau dilempari batu dengan istilah bladu.
Bladu terjadi secara alami ketika kondisi panas berlangsung lama dan kemudian muncul hujan lebat secara tiba-tiba.
Namun saat ini, hujan tidak turun di seluruh wilayah yang dilalui Sungai Bengawan Solo. Warga pun menduga fenomena blad tersebut disebabkan oleh pencemaran sampah.
Ikuti berita Okezone berita Google
Konten di bawah ini disajikan oleh pengiklan. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam konten ini.
Quoted From Many Source