Peneliti Unpad mengungkap penelitian bahaya kandungan tar pada rokok saat dibakar: Okezone Edukasi

JAKARTA – Tingginya jumlah perokok memberi semangat bagi para peneliti Universitas Padjadjaran untuk melakukan penelitian tentang tembakau alternatif. Menurut para peneliti, diperlukan upaya lebih lanjut untuk mengurangi prevalensi merokok, seperti pendekatan pengurangan dampak buruk tembakau yang menggunakan produk tembakau alternatif, termasuk penelitian mengenai kandungan TAR dan nikotin.

Akademisi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, Prof. dr. Dr. Amaliya, M.Sc., menjelaskan produk tembakau alternatif seperti produk tembakau yang dipanaskan, rokok elektrik, dan kantong nikotin berpotensi berperan dalam membantu perokok dewasa menghentikan kebiasaan tersebut. Hal ini juga diperkuat dengan hasil studi ilmiah Public Health England tahun 2018 bertajuk “Evidence Review of E-Cigarettes and Heated Tobacco Products” yang menyimpulkan bahwa produk tembakau alternatif 90-95 persen lebih rendah risikonya dibandingkan rokok. Prof mengomentari topik ini. Amaliya melanjutkan, beberapa jenis produk tembakau alternatif menggunakan sistem pemanas, bukan proses pembakaran seperti rokok.

“Profil risiko produk tembakau alternatif lebih rendah dibandingkan rokok karena tidak menghasilkan tar. “TAR merupakan zat kimia dan partikel padat yang dihasilkan dari pembakaran rokok,” ujarnya, Senin (18/9/2023).

BACA JUGA:

Asyiknya anak-anak Unpad bisa lulus kuliah dengan pilihan tugas selain skripsi

Selain risikonya lebih rendah dibandingkan rokok, produk tembakau alternatif setidaknya dua kali lebih efektif dibandingkan terapi pengganti nikotin dalam membantu perokok dewasa menghentikan kebiasaan tersebut. Potensi tersebut mendorong sejumlah negara seperti Inggris, Jepang, dan Selandia Baru untuk menggalakkan penggunaan produk ini dalam upaya menurunkan prevalensi merokok. Menurut Prof. Amaliya, Indonesia bisa melirik negara-negara tersebut dalam mengurangi bahaya rokok.

Ikuti berita Okezone berita Google


Selain penerapan program pengendalian tembakau yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (NMPDP) tahun 2020-2024, pemerintah harus melakukan pendekatan dan solusi pragmatis, yaitu mengurangi risiko dengan menggunakan produk tembakau alternatif. ” dia berkata.

BACA JUGA:

Akses terhadap informasi akurat mengenai produk tembakau alternatif dapat dijadikan pertimbangan pemerintah sebagai salah satu pilihan untuk mengatasi permasalahan rokok di Indonesia. Sementara itu, mantan direktur Departemen Penyakit Kronis dan Promosi Kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Prof. Robert Beaglehole juga menyoroti solusi pendekatan pengurangan dampak buruk tembakau melalui penggunaan produk tembakau alternatif yang didukung oleh penelitian ilmiah untuk mengurangi bahaya merokok.

Konten di bawah ini disajikan oleh pengiklan. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam konten ini.

Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *