Kolaborasi Musik Indonesia-Thailand Tampilkan Karya Raja Bhumibol Adulyadej di Malam Kebudayaan Indonesia di Bangkok: Okezone News

BANGKOK – Almarhum Raja Bhumibol Adulyajed yang memerintah Thailand pada tahun 1946-2016, selain dikenal sebagai sosok pemersatu bangsa, juga dikenal sebagai sosok yang sangat bertalenta di bidang musik. Kecintaannya pada musik, khususnya jazz dan blues, tercermin dalam sejumlah lagu populer internasional.

Kekaguman dunia terhadap karya Raja Bhumibol Adulyadej juga terasa pada Malam Kebudayaan Indonesia yang diselenggarakan KBRI Bangkok pada 17 September 2023 di Teater Ganesha, salah satu teater terbaik di Bangkok.




Selain menampilkan budaya Indonesia, acara tersebut juga menampilkan kolaborasi musik Indonesia-Thailand melalui dua lagu yang dibawakan oleh band “The Ambassador and His Gang”. Band ini beranggotakan Duta Besar RI Rachmat Budiman dan pegawai lokal KBRI Bangkok, Sari Suharyo, sebagai penyanyi, serta mahasiswa Universitas Chulalongkorn sebagai pengiring. Dua lagu yang dibawakan adalah Tapisah 2 yang merupakan lagu maluku dan lagu karya Raja Bhumibol Adulyajed yang berjudul “Yarm Yen”.

secara harfiah, “Yarm Yen” berarti “di malam hari”. Namun lagu tersebut lebih dikenal dunia dengan nama ‘Cinta Saat Matahari Terbenam’. Lagu ini diciptakan pada tahun 1946, bertepatan dengan tahun pertama pemerintahan mendiang Raja Bhumibol Adulyadej. Lagu tersebut menceritakan tentang indahnya suasana romantis saat matahari terbenam di tepi pantai yang dinikmati sepasang kekasih.

Ketika ‘Love at Sundown’ pertama kali dirilis, langsung menjadi hit dan dicintai oleh masyarakat umum. Lagu tersebut semakin populer ketika dijadikan soundtrack film Thailand “The Gift from the Sky” yang tayang di Netflix pada tahun 2016.

Ikuti berita Okezone berita Google


Saat ‘The Ambassador and His Gang’ membawakan ‘Yarm Yen’ (Love at Sundown) ada suasana bahagia. Penonton yang menyaksikan acara Malam Kebudayaan Indonesia kemarin seolah tenggelam dalam musik yang menyatukan hati penonton dari berbagai negara. Musik mahasiswa Universitas Chulalongkorn menambah keindahan pertunjukan. Penonton kembali teringat pada mendiang raja yang dicintai rakyatnya.

Kolaborasi musik Indonesia-Thailand ini seolah menegaskan bahwa warisan dan mahakarya mendiang Raja Bhumibol Adulyadej sebagai sosok pemersatu dan pecinta musik akan tetap abadi selamanya.

Acara Malam Budaya Indonesia bertujuan untuk lebih meningkatkan pemahaman masyarakat Thailand terhadap kekayaan budaya Indonesia. Dubes Rachmat Budiman dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan tersebut diharapkan dapat mempererat hubungan people-to-people antara Indonesia, Thailand dan warga negara asing lainnya, serta menciptakan peluang kerja sama antar warga kedua negara.

Acara tersebut dihadiri oleh banyak tamu terhormat, khususnya Ketua Parlemen Thailand, Wan Muhamad Noor Matha. Bupati Bandung Dadang Supriatna turut hadir langsung mendampingi tim pentas dari Kabupaten Bandung. Perwakilan pemerintah, korps diplomatik, pecinta seni, media dan masyarakat umum juga turut ambil bagian dalam acara tersebut.

Selain kolaborasi musik Indonesia-Thailand “The Ambassador and His Gang”, acara tersebut juga menampilkan penampilan musik dan tari dari Indonesia yaitu “Rasa Sayange” oleh Sekolah Indonesia di Bangkok, tarian “Bambangan Cakil” oleh Darwant (dan pegawai lokal KBRI Bangkok) dan Oky Bima Reza Afrita (diaspora Indonesia di Bangkok), Tari Mutiara Nusantara dari Universitas Negeri Yogyakarta, Tari Citrolangenan dari Universitas Negeri Surabaya dan Tari Ratoh Jaroe dari Universitas Islam Indonesia. Sementara itu, Pemkab Bandung menyuguhkan dua pertunjukan yakni Tari Jaipong dan Rampak Kendang. Acara ditutup dengan meriah oleh tarian Reog Ponorogo yang dibawakan oleh Universitas Brawijaya.

Konten di bawah ini disajikan oleh pengiklan. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam konten ini.

Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *